Omar Choi dan Ayana Jihye Moon si Ganteng & Cantik yang Populerkan Islam pada Korea, Simak Kisahnya
May 07, 2019
Edit
Omar Choi dan Ayana Jihye Moon si Ganteng & Cantik yang Populerkan Islam pada Korea, Simak Kisahnya
Korea dan budayanya sudah sangat populer, bahkan terakhir, negeri ginseng ini tersohor lantaran drama, musik KPop, jua teknologinya memoles manis paras melalui operasi plastik.
Ternyata budaya Korea ini berperan penting pada perkembangan Islam di negeri ini.
Adalah Omar Choi & Ayana Jihye Moon, dua tokoh belia Korea yang mempromosikan Islam menggunakan pendekatan hallyu (gelombang ekspansi budaya populer Korea Selatan ke aneka macam negara).
Bagaimana cara Omar Choi dan Ayana Jihye Moon mengenalkan Islam? Yuk simak paparannya misalnya dikutip Tribunnws.Com menurut Gana Islamika
Omar Choi
Omar Choi, yang sebelumnya bernama Daesik Choi adalah keliru satu anak muda Korea Selatan yang mempromosikan Islam dengan cara yg unik, yakni menggunakan kuliner.
Bekerja sama dengan Seoul Tourism Organization, Omar mengunjungi restoran-restoran halal pada Seoul & mengunggah video dokumentasinya ke YouTube, yg berjudul “From Kebab to Kebab” (dari Kebab ke Kebab).
Gaya Omar yang misalnya kebanyakan anak muda Korea lainnya memudahkan dia untuk lebih diterima. Photo: Instagram @everydaesik
Selain itu, Omar pula seorang yg aktif di Instagram (nama akunnya merupakan @everydaesik) menggunakan followers-nya yang mencapai 29 ribu lebih.
Walaupun eksplorasi kulinernya kebanyakan dilakukan di Korea, tapi dia jua melakukannya di banyak sekali negara, misalnya pada Arab Saudi, Qatar, Malaysia, dan Indonesia.
Andai pun beliau nir menemukan restoran yang berlabel halal, paling nir beliau mencari restoran yang tidak mengandung bahan-bahan yg dihentikan di dalam ajaran Islam, seperti minyak babi dan alkohol misalnya.
Dengan gaya Omar yg trendi, dan seperti kebanyakan anak muda Korea lainnya, beliau bisa dengan mudah berteman menggunakan siapapun.
Banyak dari followers Omar yang berterimakasih atas review-review yang dilakukan oleh Omar.
Selain itu, dia pula membuka kesempatan bagi para followers-nya pada pada sesi komentar buat bertanya lebih jauh, seperti di mana lebih jelasnya lokasinya, dan pembahasan seputar halal-haram.
Tidak hanya buat Muslim saja, review jua bermanfaat bagi non-Muslim yg ingin memahami lebih jauh mengenai Islam, terutama mengenai kuliner yg berafiliasi erat menggunakan gaya hidup seseorang.
Tidak hanya melulu soal kuliner, Omar jua pada pada postingannya terkadang menyelipkan tema-tema lain misalnya tentang film, arsitektur, kunjungan wisata, masjid-masjid bersejarah, & budaya misalnya.
Dengan gaya yang kalem, beliau bisa menyelipkan nilai-nilai Islam tanpa seperti menggurui atau menggunakan gaya yg bodoh, jadi nuansanya misalnya bincang-bincang kalem saja.
Omar juga sangat piawai dalam menanggapi komentar-komentar yang negatif, beliau mencoba menepis citra Islam yang digambarkan tidak baik sang kebanyakan media-media Korea Selatan.
Ayana Jihye Moon
Bagi orang Indonesia, belakangan nama Ayana Jihye Moon banyak dikenal & digemari, terutama oleh anak mudanya.
Pasalnya Ayana tiba ke Indonesia & beberapa kali tampil pada stasiun televisi nasional & wajahnya poly menghiasi aneka macam media daring di Indonesia.
Sama dengan Omar, awalnya Ayana jua mempromosikan Islam melalui media umum, pada Instagram followers-nya sudah mencapai satu juta lebih, sementara di YouTube, beliau mempunyai subscribers sebesar 17.000 lebih (nama akunnya merupakan @xolovelyayana).
Gadis manis ini selain mempromosikan Islam juga menjadi model buat produk-produk pakaian Muslimah & kosmetik kecantikan berbahan halal. Belakangan dia juga sebagai model bagi produk-produk asal Indonesia.
Banyak orang bertanya-tanya apa alasan Ayana buat memeluk kepercayaan Islam dan menutupi auratnya menggunakan hijab?
Banyak yang beranggapan bahwa menggunakan wajah & postur seperti Ayana, beliau masuk kualifikasi buat sebagai Girls Band Korea yg banyak digandrungi orang.
Awalnya Ayana enggan menceritakannya karena beberapa alasan, pertama, dia merasa hanya seorang pemula pada Islam.
Kedua, beberapa orang menilainya beliau masuk Islam hanya buat kepentingan usaha produk halal.
Ketiga, dia risi ada orang yang berprasangka tentang Islam melalui dirinya. Keempat, beliau risi akan mengganggu keluarga & kawannya yang non-Muslim.
Namun dengan alasan bahwa di Korea jumlah muslim masih sedikit, dan banyak di antara mereka mungkin sebagai canggung di tengah gelombang pandangan negatif mengenai Islam, dia pun mengganti ketakutannya.
Ayana memberanikan diri buat membuat sebuah video dengan harapan dapat mendorong Muslim Korea lainnya buat jua dapat bercerita mengenai keislaman mereka.
Kisah Ayana Populerkan Islam
Beginilah kisah Ayana, ketika dia berusia delapan atau sembilan tahun, terjadi perang pada Irak (tahun 2003).
Pada waktu itulah beliau pertama kalinya mendengar mengenai Islam. Di masa itu pandangan mengenai Islam di mata orang-orang Korea sudah jelek, sebagai anak-anak Ayana pun terpengaruh. Pada awalnya dia memiliki persepsi negatif tentang Islam.
Tetapi hal itu tidak menyurutkan niatnya buat mencari memahami mengenai Islam. “Islam merupakan teroris, Islam dan ISIS, Islam dan al-Qaeda, Islam dan Taliban, hal-hal itulah yg ada pada pada pikiranku,” istilah Ayana.
Tetapi semakin beliau banyak membaca tentang Islam, membaca kisah orang-orang yg tinggal di Timur Tengah, pikirannya mulai berubah. Lantaran dia hanya menguasai bahasa Korea, maka sumber surat keterangan yg dia simak hanya yg berbahasa Korea atau terjemahannya.
“Saya kira, saya telah menonton seluruh (film) dokumenter (mengenai Islam) pada (bahasa/terjemahan) Korea,” ujarnya.
Tahun demi tahun berlalu, sebelumnya dia tidak terlalu poly bicara mengenai Islam lantaran masih anak-anak, sampai masuk Sekolah Menengah Atas, dia sudah mulai semakin dewasa & berani.
“Ketika seseorang berbicara tentang Timur Tengah atau Islam, saya mulai menampakan kertertarikan tanpa menyadarinya. Hingga pengajar dan keluargaku menyadari bahwa aku tahu poly mengenai Islam,” kata Ayana.
Masih di masa Sekolah Menengah Atas, beliau menetapkan buat mengikuti wamy camp (semacam summer camp di Amerika Serikat) yang diselenggarakan oleh komunitas Muslim pada Korea.
Walaupun Ayana tahu poly tentang Islam, tapi pada ketika itu dia mengaku bahwa pada masih takut menggunakan Islam, karena citra Islam pada Korea sangat tidak baik.
Orang tuanya jua mengkhawatirkannya, namun dalam akhirnya beliau tetap berangkat pula.
Dengan syarat ketakutan dan khawatir, namun permanen berangkat lantaran bertanya-tanya, kenyataannya apa yang beliau alami jauh dari apa yang beliau pikirkan
Omar Choi dan Ayana Jihye Moon si Ganteng & Cantik yang Populerkan Islam pada Korea, Simak Kisahnya
“Apa ini? Apakah saya satu-satunya orang yg selalu berprasangka buruk tentang Islam? Tidak ada seseorang pun yang aneh di sini, tidak ada seseorang pun di sini yg mengenakan jubah hitam tertutup. Saya merenung cukup banyak pada ketika itu,” kisahnya. Apa yg Ayana lihat berbanding terbalik, dia melihat keindahan & keramahan orang-orang Islam pada global konkret.
Setelah program tersebut Ayana semakin ulet mengusut Islam, meskipun menggunakan pikiran yang terbolak-balik , satu saat beliau khawatir, ketika lain dia menyukainya,
“aku nir ingin menjadi Muslim. Saya nir akan sebagai seorang Muslim! Bagaimana mungkin aku memakai hijab setiap hari?”
Seiring waktu, Ayana malah semakin jatuh cinta menggunakan Islam, bahkan sekitar satu tahun terakhir sebelum masuk Islam, dia belajar sangat keras mengenai Islam.
“Sebenarnya aku tidak mengalami banyak kesulitan & penderitaan pada perjalananku buat mengatahui tentang Islam sebagaimana yg kalian kira…. Jumlah Muslim pada Korea masih sangat sedikit, selama jumlahnya terus bertambah saya harap ceritaku bisa memberi mereka kesempatan buat menceritakan cerita mereka pula. Dan saya memahami banyak pada antara kalian yang bertanya-tanya jua…. Saya sangat memahami persepsi & kesalahpahaman orang-orang Korea terhadap Islam dan Muslim,” kata Ayana.
Sekarang pada sinilah Ayana berada, beliau sangat terbuka bagi siapapun yang ingin bertanya lebih jauh mengenai Islam.
Dia menjadi salah seseorang pemuda Islam yang mendakwahkan Islam dengan gaya anak belia, mempromosikan Islam melalui sentuhan budaya populer & media sosial.
Sumber: tribunnews.Com
Korea dan budayanya sudah sangat populer, bahkan terakhir, negeri ginseng ini tersohor lantaran drama, musik KPop, jua teknologinya memoles manis paras melalui operasi plastik.
Ternyata budaya Korea ini berperan penting pada perkembangan Islam di negeri ini.
Adalah Omar Choi & Ayana Jihye Moon, dua tokoh belia Korea yang mempromosikan Islam menggunakan pendekatan hallyu (gelombang ekspansi budaya populer Korea Selatan ke aneka macam negara).
Bagaimana cara Omar Choi dan Ayana Jihye Moon mengenalkan Islam? Yuk simak paparannya misalnya dikutip Tribunnws.Com menurut Gana Islamika
Omar Choi
Omar Choi, yang sebelumnya bernama Daesik Choi adalah keliru satu anak muda Korea Selatan yang mempromosikan Islam dengan cara yg unik, yakni menggunakan kuliner.
Bekerja sama dengan Seoul Tourism Organization, Omar mengunjungi restoran-restoran halal pada Seoul & mengunggah video dokumentasinya ke YouTube, yg berjudul “From Kebab to Kebab” (dari Kebab ke Kebab).
Gaya Omar yang misalnya kebanyakan anak muda Korea lainnya memudahkan dia untuk lebih diterima. Photo: Instagram @everydaesik
Selain itu, Omar pula seorang yg aktif di Instagram (nama akunnya merupakan @everydaesik) menggunakan followers-nya yang mencapai 29 ribu lebih.
Walaupun eksplorasi kulinernya kebanyakan dilakukan di Korea, tapi dia jua melakukannya di banyak sekali negara, misalnya pada Arab Saudi, Qatar, Malaysia, dan Indonesia.
Andai pun beliau nir menemukan restoran yang berlabel halal, paling nir beliau mencari restoran yang tidak mengandung bahan-bahan yg dihentikan di dalam ajaran Islam, seperti minyak babi dan alkohol misalnya.
Dengan gaya Omar yg trendi, dan seperti kebanyakan anak muda Korea lainnya, beliau bisa dengan mudah berteman menggunakan siapapun.
Banyak dari followers Omar yang berterimakasih atas review-review yang dilakukan oleh Omar.
Selain itu, dia pula membuka kesempatan bagi para followers-nya pada pada sesi komentar buat bertanya lebih jauh, seperti di mana lebih jelasnya lokasinya, dan pembahasan seputar halal-haram.
Tidak hanya buat Muslim saja, review jua bermanfaat bagi non-Muslim yg ingin memahami lebih jauh mengenai Islam, terutama mengenai kuliner yg berafiliasi erat menggunakan gaya hidup seseorang.
Tidak hanya melulu soal kuliner, Omar jua pada pada postingannya terkadang menyelipkan tema-tema lain misalnya tentang film, arsitektur, kunjungan wisata, masjid-masjid bersejarah, & budaya misalnya.
Dengan gaya yang kalem, beliau bisa menyelipkan nilai-nilai Islam tanpa seperti menggurui atau menggunakan gaya yg bodoh, jadi nuansanya misalnya bincang-bincang kalem saja.
Omar juga sangat piawai dalam menanggapi komentar-komentar yang negatif, beliau mencoba menepis citra Islam yang digambarkan tidak baik sang kebanyakan media-media Korea Selatan.
Ayana Jihye Moon
Bagi orang Indonesia, belakangan nama Ayana Jihye Moon banyak dikenal & digemari, terutama oleh anak mudanya.
Pasalnya Ayana tiba ke Indonesia & beberapa kali tampil pada stasiun televisi nasional & wajahnya poly menghiasi aneka macam media daring di Indonesia.
Sama dengan Omar, awalnya Ayana jua mempromosikan Islam melalui media umum, pada Instagram followers-nya sudah mencapai satu juta lebih, sementara di YouTube, beliau mempunyai subscribers sebesar 17.000 lebih (nama akunnya merupakan @xolovelyayana).
Gadis manis ini selain mempromosikan Islam juga menjadi model buat produk-produk pakaian Muslimah & kosmetik kecantikan berbahan halal. Belakangan dia juga sebagai model bagi produk-produk asal Indonesia.
Banyak orang bertanya-tanya apa alasan Ayana buat memeluk kepercayaan Islam dan menutupi auratnya menggunakan hijab?
Banyak yang beranggapan bahwa menggunakan wajah & postur seperti Ayana, beliau masuk kualifikasi buat sebagai Girls Band Korea yg banyak digandrungi orang.
Awalnya Ayana enggan menceritakannya karena beberapa alasan, pertama, dia merasa hanya seorang pemula pada Islam.
Kedua, beberapa orang menilainya beliau masuk Islam hanya buat kepentingan usaha produk halal.
Ketiga, dia risi ada orang yang berprasangka tentang Islam melalui dirinya. Keempat, beliau risi akan mengganggu keluarga & kawannya yang non-Muslim.
Namun dengan alasan bahwa di Korea jumlah muslim masih sedikit, dan banyak di antara mereka mungkin sebagai canggung di tengah gelombang pandangan negatif mengenai Islam, dia pun mengganti ketakutannya.
Ayana memberanikan diri buat membuat sebuah video dengan harapan dapat mendorong Muslim Korea lainnya buat jua dapat bercerita mengenai keislaman mereka.
Kisah Ayana Populerkan Islam
Beginilah kisah Ayana, ketika dia berusia delapan atau sembilan tahun, terjadi perang pada Irak (tahun 2003).
Pada waktu itulah beliau pertama kalinya mendengar mengenai Islam. Di masa itu pandangan mengenai Islam di mata orang-orang Korea sudah jelek, sebagai anak-anak Ayana pun terpengaruh. Pada awalnya dia memiliki persepsi negatif tentang Islam.
Tetapi hal itu tidak menyurutkan niatnya buat mencari memahami mengenai Islam. “Islam merupakan teroris, Islam dan ISIS, Islam dan al-Qaeda, Islam dan Taliban, hal-hal itulah yg ada pada pada pikiranku,” istilah Ayana.
Tetapi semakin beliau banyak membaca tentang Islam, membaca kisah orang-orang yg tinggal di Timur Tengah, pikirannya mulai berubah. Lantaran dia hanya menguasai bahasa Korea, maka sumber surat keterangan yg dia simak hanya yg berbahasa Korea atau terjemahannya.
“Saya kira, saya telah menonton seluruh (film) dokumenter (mengenai Islam) pada (bahasa/terjemahan) Korea,” ujarnya.
Tahun demi tahun berlalu, sebelumnya dia tidak terlalu poly bicara mengenai Islam lantaran masih anak-anak, sampai masuk Sekolah Menengah Atas, dia sudah mulai semakin dewasa & berani.
“Ketika seseorang berbicara tentang Timur Tengah atau Islam, saya mulai menampakan kertertarikan tanpa menyadarinya. Hingga pengajar dan keluargaku menyadari bahwa aku tahu poly mengenai Islam,” kata Ayana.
Masih di masa Sekolah Menengah Atas, beliau menetapkan buat mengikuti wamy camp (semacam summer camp di Amerika Serikat) yang diselenggarakan oleh komunitas Muslim pada Korea.
Walaupun Ayana tahu poly tentang Islam, tapi pada ketika itu dia mengaku bahwa pada masih takut menggunakan Islam, karena citra Islam pada Korea sangat tidak baik.
Orang tuanya jua mengkhawatirkannya, namun dalam akhirnya beliau tetap berangkat pula.
Dengan syarat ketakutan dan khawatir, namun permanen berangkat lantaran bertanya-tanya, kenyataannya apa yang beliau alami jauh dari apa yang beliau pikirkan
Omar Choi dan Ayana Jihye Moon si Ganteng & Cantik yang Populerkan Islam pada Korea, Simak Kisahnya
“Apa ini? Apakah saya satu-satunya orang yg selalu berprasangka buruk tentang Islam? Tidak ada seseorang pun yang aneh di sini, tidak ada seseorang pun di sini yg mengenakan jubah hitam tertutup. Saya merenung cukup banyak pada ketika itu,” kisahnya. Apa yg Ayana lihat berbanding terbalik, dia melihat keindahan & keramahan orang-orang Islam pada global konkret.
Setelah program tersebut Ayana semakin ulet mengusut Islam, meskipun menggunakan pikiran yang terbolak-balik , satu saat beliau khawatir, ketika lain dia menyukainya,
“aku nir ingin menjadi Muslim. Saya nir akan sebagai seorang Muslim! Bagaimana mungkin aku memakai hijab setiap hari?”
Seiring waktu, Ayana malah semakin jatuh cinta menggunakan Islam, bahkan sekitar satu tahun terakhir sebelum masuk Islam, dia belajar sangat keras mengenai Islam.
“Sebenarnya aku tidak mengalami banyak kesulitan & penderitaan pada perjalananku buat mengatahui tentang Islam sebagaimana yg kalian kira…. Jumlah Muslim pada Korea masih sangat sedikit, selama jumlahnya terus bertambah saya harap ceritaku bisa memberi mereka kesempatan buat menceritakan cerita mereka pula. Dan saya memahami banyak pada antara kalian yang bertanya-tanya jua…. Saya sangat memahami persepsi & kesalahpahaman orang-orang Korea terhadap Islam dan Muslim,” kata Ayana.
Sekarang pada sinilah Ayana berada, beliau sangat terbuka bagi siapapun yang ingin bertanya lebih jauh mengenai Islam.
Dia menjadi salah seseorang pemuda Islam yang mendakwahkan Islam dengan gaya anak belia, mempromosikan Islam melalui sentuhan budaya populer & media sosial.
Sumber: tribunnews.Com