Sesungguhnya Hutang Itu Pemutus Silaturahmi yang Paling Tajam
May 10, 2019
Edit
Sesungguhnya Hutang Itu Pemutus Silaturahmi yang Paling Tajam
Temanmu atau saudaramu yang punya banyak uang itu.. Bukan berarti mereka tak punya urusan. Sehingga menggunakan mudahnya kita berpikir.
“Duitnya kan banyak, saya bisa pinjem kayaknya..”
Kawan-kawan. Uang banyak itu, bukan berarti uang yang nir untuk dipakai. Atau uang nganggur. Yang dengan mudahnya mampu dipinjam.
Pahami…
Mereka yang uangnya lebih banyak dari kita, bisa jadi lantaran sabarnya pun lebih poly dari kita.
Mereka poly “Puasa” menunda diri dari membeli yg tidak perlu.
Lantaran ingin membeli sesuatu yang lebih krusial dengan uang yang dikumpulkan tadi, yg harganya memang mahal.
Mungkin pingin beli tempat tinggal atau tunggangan dengan cara Cash tanpa Riba. Dan itu usaha yg tidak gampang.
Uang poly itu bukan dikumpulkan dalam sehari, & belum tentu mereka mampu melakukan hal yg sama lagi. Hanya lantaran punya alasan kuat, mereka mampu melakukannya.
Sedikit demi sedikit uang dikumpulkan buat mewujudkan virtual. Jangan datang-datang tiba dan kemudian berusaha memintanya.
Jangan gampang meminjam uang jika melihat sahabat atau saudara sedang terlihat berada. Karena jika sahabat atau saudara sudah meminta.
Maka waktu itulah beliau murung dan galau, antara menentukan virtual keluarganya, atau menaruh pinjaman kepada yang meminta.
Belum lagi resiko yg lain. Yaitu rusaknya silaturahim. Lantaran sesungguhnya, hutang adalah pemutus silaturahim yg paling tajam.
Karena hutang yang tak kunjung terbayar. Membuat pertemanan jadi renggang, jadi hilang saudara. Yang berhutang jauh lebih keras bicaranya menurut yg memberi hutang.
Ini bukan insinuasi. Tapi pengingat, pula buat diri aku sendiri. Lantaran begitu poly saya melihat dan mengalami.
Banyak yang sepertinya begitu gampang meminjam uang. Tak peduli apakah nanti mampu membayar atau nir, yang penting dirinya sendiri selamat dulu. Urusan sama yang punya duit dipikir belakangan. Ini bukan akhlak yang baik saudaraku.
Sesungguhnya Hutang Itu Pemutus Silaturahmi yang Paling Tajam
Sama saja kita melempar beban pada orang lain. Dan sengaja menciptakan orang lain jadi sulit.
Itulah kenapa Rasulullah Sholallahu’alaihi wassalam yg berakhlak mulia itu, selalu berdoa buat berlindung dari hutang.
Berhutang tentu boleh.. Lantaran kepercayaan pun membolehkan & mengaturnya. Akan tetapi, pikirkan puluhan kali sebelum mengambil jalan.
Jangan hingga tidak punya persiapan buat membayar, atau jangan hingga mengorbankan pertemanan dan persaudaraan.
Dan yakinlah. Bahwa Alloh maha luas rezeki nya.. Utamakan dulu doa dan ikhtiar. Lalu berserah diri pada Alloh.
Andai nanti Alloh hadirkan orang baik yg ikhlas memberi pinjaman, maka itu merupakan kemudahan, bukan jalan perusak hubungan. InsyaAllah…
Maafin… maafin…
Sekali lagi, ini bukan tertuju pada siapapun. Hanya kegelisahan saja sebagai sesama muslim melihat begitu poly orang yang gampang berpikir meminjam uang, akan tetapi tak siap berpikir bagaimana mengembalikannya.
Sumber: hijrahyukmasbro.Com
Temanmu atau saudaramu yang punya banyak uang itu.. Bukan berarti mereka tak punya urusan. Sehingga menggunakan mudahnya kita berpikir.
“Duitnya kan banyak, saya bisa pinjem kayaknya..”
Kawan-kawan. Uang banyak itu, bukan berarti uang yang nir untuk dipakai. Atau uang nganggur. Yang dengan mudahnya mampu dipinjam.
Pahami…
Mereka yang uangnya lebih banyak dari kita, bisa jadi lantaran sabarnya pun lebih poly dari kita.
Mereka poly “Puasa” menunda diri dari membeli yg tidak perlu.
Lantaran ingin membeli sesuatu yang lebih krusial dengan uang yang dikumpulkan tadi, yg harganya memang mahal.
Mungkin pingin beli tempat tinggal atau tunggangan dengan cara Cash tanpa Riba. Dan itu usaha yg tidak gampang.
Uang poly itu bukan dikumpulkan dalam sehari, & belum tentu mereka mampu melakukan hal yg sama lagi. Hanya lantaran punya alasan kuat, mereka mampu melakukannya.
Sedikit demi sedikit uang dikumpulkan buat mewujudkan virtual. Jangan datang-datang tiba dan kemudian berusaha memintanya.
Jangan gampang meminjam uang jika melihat sahabat atau saudara sedang terlihat berada. Karena jika sahabat atau saudara sudah meminta.
Maka waktu itulah beliau murung dan galau, antara menentukan virtual keluarganya, atau menaruh pinjaman kepada yang meminta.
Belum lagi resiko yg lain. Yaitu rusaknya silaturahim. Lantaran sesungguhnya, hutang adalah pemutus silaturahim yg paling tajam.
Karena hutang yang tak kunjung terbayar. Membuat pertemanan jadi renggang, jadi hilang saudara. Yang berhutang jauh lebih keras bicaranya menurut yg memberi hutang.
Ini bukan insinuasi. Tapi pengingat, pula buat diri aku sendiri. Lantaran begitu poly saya melihat dan mengalami.
Banyak yang sepertinya begitu gampang meminjam uang. Tak peduli apakah nanti mampu membayar atau nir, yang penting dirinya sendiri selamat dulu. Urusan sama yang punya duit dipikir belakangan. Ini bukan akhlak yang baik saudaraku.
Sesungguhnya Hutang Itu Pemutus Silaturahmi yang Paling Tajam
Sama saja kita melempar beban pada orang lain. Dan sengaja menciptakan orang lain jadi sulit.
Itulah kenapa Rasulullah Sholallahu’alaihi wassalam yg berakhlak mulia itu, selalu berdoa buat berlindung dari hutang.
Berhutang tentu boleh.. Lantaran kepercayaan pun membolehkan & mengaturnya. Akan tetapi, pikirkan puluhan kali sebelum mengambil jalan.
Jangan hingga tidak punya persiapan buat membayar, atau jangan hingga mengorbankan pertemanan dan persaudaraan.
Dan yakinlah. Bahwa Alloh maha luas rezeki nya.. Utamakan dulu doa dan ikhtiar. Lalu berserah diri pada Alloh.
Andai nanti Alloh hadirkan orang baik yg ikhlas memberi pinjaman, maka itu merupakan kemudahan, bukan jalan perusak hubungan. InsyaAllah…
Maafin… maafin…
Sekali lagi, ini bukan tertuju pada siapapun. Hanya kegelisahan saja sebagai sesama muslim melihat begitu poly orang yang gampang berpikir meminjam uang, akan tetapi tak siap berpikir bagaimana mengembalikannya.
Sumber: hijrahyukmasbro.Com